PROLOG


Aku sedang bersandar di bawah pohon besar di atas gunung sambil menikmati suasana yang indah dan tenang.
“hahaha”, tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara tawa anak kecil dari belakang pohon tempat aku bersandar.
Rasa penasaranku pun muncul, danrasa penasaranku itu juga yang membuat aku memberanikan diri untuk berdiri dan mengintip ke balik pohon, di balik pohon aku melihat dua anak kecil, laki-laki dan perempuan sedang rebahan di atas rerumputan yang berada tidak jauh dari pohon tempatku mengintip.
“em… Dwi, aku boleh nanya sesuatu ga’ sama kamu?” kata anak laki-laki itu mengawali pembicaraan.
“nanya apa?” anak perempuan itu balik bertanya.
”kamu ko’ manggil namaku ga’ kaya orang-orang biasanya?” Tanya anak laki-laki itu lagi.
“oh, itu karna kamu orang yang spesial buat aku, kamukan sahabat aku dari kecil, jadi aku mau manggil kamu beda dari yang lain” jawab anak perempuan itu.
“oh, gitu, kalau kayak gitu aku juga mau manggil kamu beda dari yang lain ah…” kata anak laki-laki itu.
“emangnya kamu mau manggil aku apa?” Tanya anak perempuan itu penasaran.
“em…, gimana kalau aku manggil kamu Sarni aja, kan namanya manis” usul anak laki-laki itu.
“manis?, Kamu kira aku gula ya?” kata anak perempuan itu dengan tangan bersilang di depan dada.
Lalu mereka berdua ketawa ga’ jelas.
Tak lama kemudian tawa mereka pun mereda, saat mereka sudah berhenti tertawa, tiba-tiba anak laki-laki itu duduk dan memasukkan tangannya ke dalam saku kanan celananya. Lalu, disaat dia mengeluarkan tangannya dari saku, kulihat anak itu sedang menggenggam sebuah kotak kecil.
“em…, Sarni, aku punya kado khusus buat kamu” kata anak laki-laki itu.
“hah… kado?, buat aku?” Tanya anak perempuan, sangking terkejutnya, dia pun langsung duduk dari rebahannya.
“iya buat kamu, kemaren sebelum datang ke sini aku minta sama mamaku untuk di belikan kado buat kamu, waktu itu aku Sama mamaku jalan – jalan di mall, buat beli keperluan ke villa. Eh, tahu – tahunya ada sesuatu yang cocok buat kamu deh pokoknya. Ingat yah, kado ini harus kamu pake sampai kamu besar nanti, supaya kamu selalu ingat sama aku, kita kan ga’ tau, bisa aja nanti kita terpisah!” kata anak laki-laki itu sambil memberikan kotak kecil itu “nih, buat kamu !”.
“wah, apa tuh isinya?” Tanya anak perempuan itu.
“rahasia donk, buka aja kalau mau tau” kata anak laki-laki itu.
Anak perempuan itu pun menggerakkan tangannya untuk mengambil kotak kecil itu. Tapi, sebelum tangan anak perempuan itu mengambil kotak kecil. Tiba-tiba, kotak kecil itu terlepas dari tangan anak laki-laki itu, dan kotak kecil itu pun menggelinding cepat  menuju ke bawah, tanpa pikir panjang, anak laki-laki itu pun mengejar kotak itu menuruni gunung.
“Gandiiiiiii…., ga usah di kejaaaaarrrr, bahayaaaa. Dibawah situ ada jurang” teriak anak perempuan sambil berusaha mengejar anak laki-laki itu.
“ Gandi?, kayaknya aku tau deh, nama siapa ya?”kataku. “ oh iya, gandi kan juga ada dinamaku, namaku kan Muhammad gandi al-banjari. Tapi, kok namaku bisa sama ya, dengan nama anak laki-laki itu” kataku lagi.
                Setelah berkata seperti itu, akupun mencoba untuk mengejar mereka berdua. Tapi, kakiku tak bisa bergerak, karnaku binggung dengan apa yang telah terjadi sekarang ini. “ SIAL”kataku menyumpah.
‘Bruk’
                Tiba-tiba, anak laki-laki itu jatuh karna tersandung batu. Dan diapun terguling menuju kebawah jurang “ Arghhhh” geram anak laki-laki itu sejenak dalam keadaan terguling-guling.
“ GANDI!!!” Teriak anak perempuan itu sambil menunduk kebawah jurang. Anak perempuan itupun menangis, air matanya mengalir deras dikedua pipinya.
                 Aku menutup mataku, karna tidak tahan melihat semua kejadian itu. Aku menyalahkan diriku karna ku tak bisa menolong anak laki-laki itu. Tiba-tiba, tubuhku menjadi lemas dan kesadaranku tiba-tiba menghilang, dan akhirnya semua menjadi…
GELAP.
“gelap sih, gelap aja. Tapi, lampunya jangan dimatiin donk”
‘KLIK’ suara ketekan lampu dan ‘SING’ kamarku menjadi terang.
“ hehehehehe, maaf, maaf raf,itu agar susananya terlihat nyata” kataku, kepada adik laki-laki ku. Rafli.
“ Sampe situ aja kak mimpinya” Tanya Elma, adik perempuanku.
“iya” jawabku.
                Rafli dan elma lalu berdiri dan berjalan menuju pintu.
“ mau kemana?” tanyaku pada mereka
“ ya mau tidur lah, kak. Kan besok kita sekolah” kata Rafli menutup pintu kamarku.
“ ya juga yah, besok kan sekolah. Wah, aku cepat-cepat tidur nih” nge-batin
                Akupun merebahkan tubuhku, dan ‘KLIK’. Semuanya menjadi GELAP.
“ kak, lampunya jangan dimatiin donk” teriak rafli dan elma bersamaan
“ MATI LAMPUU DODOL !!!”.
***

0 komentar:

Posting Komentar