Aku sedang
bersandar di bawah pohon besar di atas gunung sambil menikmati suasana yang
indah dan tenang.
“hahaha”, tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara tawa
anak kecil dari belakang pohon tempat aku bersandar.
Rasa penasaranku pun muncul, danrasa penasaranku itu
juga yang membuat aku memberanikan diri untuk berdiri dan mengintip ke balik
pohon, di balik pohon aku melihat dua anak kecil, laki-laki dan perempuan
sedang rebahan di atas rerumputan yang berada tidak jauh dari pohon tempatku
mengintip.
“em… Dwi, aku boleh nanya sesuatu ga’ sama kamu?” kata
anak laki-laki itu mengawali pembicaraan.
“nanya apa?” anak perempuan itu balik bertanya.
”kamu ko’ manggil namaku ga’ kaya orang-orang
biasanya?” Tanya anak laki-laki itu lagi.
“oh, itu karna kamu orang yang spesial buat aku,
kamukan sahabat aku dari kecil, jadi aku mau manggil kamu beda dari yang lain”
jawab anak perempuan itu.
“oh, gitu, kalau kayak gitu aku juga mau manggil kamu
beda dari yang lain ah…” kata anak laki-laki itu.
“emangnya kamu mau manggil aku apa?” Tanya anak
perempuan itu penasaran.
“em…, gimana kalau aku manggil kamu Sarni aja, kan
namanya manis” usul anak laki-laki itu.
“manis?, Kamu kira aku gula ya?” kata anak perempuan
itu dengan tangan bersilang di depan dada.
Lalu mereka berdua ketawa ga’ jelas.
Tak lama kemudian tawa mereka pun mereda, saat mereka
sudah berhenti tertawa, tiba-tiba anak laki-laki itu duduk dan memasukkan
tangannya ke dalam saku kanan celananya. Lalu, disaat dia mengeluarkan
tangannya dari saku, kulihat anak itu sedang menggenggam sebuah kotak kecil.
“em…, Sarni, aku punya kado khusus buat kamu” kata
anak laki-laki itu.
“hah… kado?, buat aku?” Tanya anak perempuan, sangking
terkejutnya, dia pun langsung duduk dari rebahannya.
“iya buat kamu, kemaren sebelum datang ke sini aku
minta sama mamaku untuk di belikan kado buat kamu, waktu itu aku Sama mamaku
jalan – jalan di mall, buat beli keperluan ke villa. Eh, tahu – tahunya ada
sesuatu yang cocok buat kamu deh pokoknya. Ingat yah, kado ini harus kamu pake
sampai kamu besar nanti, supaya kamu selalu ingat sama aku, kita kan ga’ tau,
bisa aja nanti kita terpisah!” kata anak laki-laki itu sambil memberikan kotak
kecil itu “nih, buat kamu !”.
“wah, apa tuh isinya?” Tanya anak perempuan itu.
“rahasia donk, buka aja kalau mau tau” kata anak
laki-laki itu.
Anak perempuan
itu pun menggerakkan tangannya untuk mengambil kotak kecil itu. Tapi, sebelum
tangan anak perempuan itu mengambil kotak kecil. Tiba-tiba, kotak kecil itu
terlepas dari tangan anak laki-laki itu, dan kotak kecil itu pun menggelinding
cepat menuju ke bawah, tanpa pikir
panjang, anak laki-laki itu pun mengejar kotak itu menuruni gunung.
“Gandiiiiiii…., ga usah di kejaaaaarrrr, bahayaaaa.
Dibawah situ ada jurang” teriak anak perempuan sambil berusaha mengejar anak
laki-laki itu.
“ Gandi?, kayaknya aku tau deh, nama siapa ya?”kataku.
“ oh iya, gandi kan juga ada dinamaku, namaku kan Muhammad gandi al-banjari.
Tapi, kok namaku bisa sama ya, dengan nama anak laki-laki itu” kataku lagi.
Setelah
berkata seperti itu, akupun mencoba untuk mengejar mereka berdua. Tapi, kakiku
tak bisa bergerak, karnaku binggung dengan apa yang telah terjadi sekarang ini.
“ SIAL”kataku menyumpah.
‘Bruk’
Tiba-tiba,
anak laki-laki itu jatuh karna tersandung batu. Dan diapun terguling menuju
kebawah jurang “ Arghhhh” geram anak laki-laki itu sejenak dalam keadaan
terguling-guling.
“ GANDI!!!” Teriak anak perempuan itu sambil menunduk
kebawah jurang. Anak perempuan itupun menangis, air matanya mengalir deras
dikedua pipinya.
Aku
menutup mataku, karna tidak tahan melihat semua kejadian itu. Aku menyalahkan
diriku karna ku tak bisa menolong anak laki-laki itu. Tiba-tiba, tubuhku
menjadi lemas dan kesadaranku tiba-tiba menghilang, dan akhirnya semua menjadi…
GELAP.
“gelap sih, gelap aja. Tapi, lampunya jangan dimatiin
donk”
‘KLIK’ suara ketekan lampu dan ‘SING’ kamarku menjadi
terang.
“ hehehehehe, maaf, maaf raf,itu agar susananya
terlihat nyata” kataku, kepada adik laki-laki ku. Rafli.
“ Sampe situ aja kak mimpinya” Tanya Elma, adik
perempuanku.
“iya” jawabku.
Rafli
dan elma lalu berdiri dan berjalan menuju pintu.
“ mau kemana?” tanyaku pada mereka
“ ya mau tidur lah, kak. Kan besok kita sekolah” kata
Rafli menutup pintu kamarku.
“ ya juga yah, besok kan sekolah. Wah, aku cepat-cepat
tidur nih” nge-batin
Akupun
merebahkan tubuhku, dan ‘KLIK’. Semuanya menjadi GELAP.
“ kak, lampunya jangan dimatiin donk” teriak rafli dan
elma bersamaan
“ MATI LAMPUU DODOL !!!”.
***