1.Video Clip

'Kring, kring, kring'
Jam wekerku berbunyinyaring sekali, sehingga membuat aku terpaksa bangun dari tidurku yang nyenyak.

Aku mengusap kedua mataku agar penglihatanku menjadi jernih, lalu aku melihat ke arah jam weker yang berbunyi itu, ku amati jarum panjang dan jarum pendeknya, jarum yang panjang di jam weker itu menunjuk ke angka Enam dan jarum yang pendeknya menunjuk ke angka Lima, berarti sekarang masih jam Setengah Enam.

"Ah masih lama" pikirku.

Aku menggeliat sebentar lalu berguling-guling menuju ujung ranjang, di ujung ranjang aku duduk lalu menurunkan kedua kakiku, berdiri, dan berjalan menuju meja belajar untuk mematikan jam weker.
Baru berjalan beberapa langkah dari ranjang, Tiba-tiba...

'Bruk'

"Aduh"
aku berteriak kesakitan karena jatuh terpeleset.

"loh, kok mobil Hot Wheels ku ada di lantai sih?, perasaan tadi malam ada di lemari" kataku sambil mengusap bagian belakang ke palaku yang sakit gara-gara terbentur lantai.

Aku tidak mau mempermasalahkan nya lebih lanjut, karena mataku masih mengantuk, aku pun lalu mengambil mobil itu dan meletakkannya diantara koleksi mobilku yang lain di lemari.
Setelah meletakkan mobil itu, akupun lalu mengambil jamwekerku, ku atur alarm di jam itu agar berbunyi pada jam Enam pas.

"Nah, ini baru betul" kataku pada diriku sendiri.

Aku pun menuju ke ranjangku lagi dan...

'Hup'


Aku melompat ke ranjangku.
Badanku terpantul sedikit, lalu akupun menutup mataku untuk siap-siap tidur lagi, tapi baru beberapa detik mataku terpejam, aku terpaksa terbangun lagi karena ada seseorang yang mengetok pintu kamarku.

“Al, bangun. Sudah jam berapa ini, nanti telat loh ke sekolah” kata seorang ibu-ibu dari luar kamarku, yang tak lain adalah mamaku.

Aku melirik jam wekerku, baru jam Lima Lewat Empat Puluh menit, tumben mama bangunin aku jam segini, biasanya juga jam Enam pas.

“Kan baru jam Lima lewat Empat Puluh ma, masih Dua Puluh menit lagi” jawab ku sekenanya.

“Aduh kamu ini, ini kan sudah jam Enam Lewat Sepuluh Al” kata mamaku lagi.

Aku pun bangun, ku lihat kembali jam wekerku , tapi yang ku lihat di jam itu memang jam Lima lewat Empat Puluh menit. Dengan malas aku pun berjalan menuju kamar mandi, sebelum masuk ke kamar mandi, ku sempatkan melihat jam di ruang tamu. Aku kaget, ternyata betul kata mamaku , sekarang sudah jam Enam lewat Tiga Belas.
Aku pun bergegas masuk kamar mandi, keluar, masuk kamar, keluar kamar, lalu aku menuruni tangga, menuju ke meja makan, ku lihat di meja makan sudah ada kedua orang tua ku bersama Dua orang adikku.

“Al, Al. Kapan kamu mau berubahnya?, kamu kan sudah SMK, kelas Tiga lagi, setahun lagi kan kamu kuliah. Kalau kelakuanmu gini-gini aja gimana kamu bisa jadi orang yang sukses kaya papa”

papa mulai mengeluarkan omelannya seperti biasa, aku bisa menduga kalau setelah ini pasti mama ku ikut-ikutan.

“Iya Al, papa mu betul, seharusnya kamu bisa berubah dong, kelas Tiga SMK bukan anak kecil lagi loh”

Tuh kan, mama ku juga ikut-ikutan , baru aja di omongin, aku sudah bisa membaca situasi setiap pagi di meja makan, pasti ada aja yang di bahas, ujung-ujungnya pasti aku yang kena masalahnya. Huh.

Aku menarik nafas, mengeluarkannya, lalu berjalan menuju meja makan. Ku tarik salah satu kursi yang ada di sebelah mama ku, dan duduk. Aku mengambil roti dari tempatnya dan mengoleskannya dengan selai kesukaan ku, yaitu selai coklat, dan mengunyah nya.

“Maaf ya ka” bisik El-ma ke telingaku.

“maaf kenapa El???” tanyaku bingung.

“Ya maaf, gara-gara aku kaka jadi di marahin papa sama mama” jawab El-ma.

“ko’ bisa gara-gara kamu sih?, ini semua gara-gara jam di kamar kaka rusak, coba jam nya ga’ rusak, pasti ga’ bakal gini kejadiannya, kayanya harus beli jam baru deh” kataku memberi tahu ke pada El-ma penyebab aku terlambat.


Bersambung...

Daftar isi

Daftar isi:


1.Video Clip

2.Battle HipHop

3.Sahabat atau Pacar

4.Penyesalan

5.SWAG tapi TiPou

6.Setiap Manusia Berbeda

7.Bantuan Tak Terduga

8.Masa Lalu

9.Perpisahan

10.Pertemuan Yang Tidak Terduga

PROLOG


Aku sedang bersandar di bawah pohon besar di atas gunung sambil menikmati suasana yang indah dan tenang.
“hahaha”, tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara tawa anak kecil dari belakang pohon tempat aku bersandar.
Rasa penasaranku pun muncul, danrasa penasaranku itu juga yang membuat aku memberanikan diri untuk berdiri dan mengintip ke balik pohon, di balik pohon aku melihat dua anak kecil, laki-laki dan perempuan sedang rebahan di atas rerumputan yang berada tidak jauh dari pohon tempatku mengintip.
“em… Dwi, aku boleh nanya sesuatu ga’ sama kamu?” kata anak laki-laki itu mengawali pembicaraan.
“nanya apa?” anak perempuan itu balik bertanya.
”kamu ko’ manggil namaku ga’ kaya orang-orang biasanya?” Tanya anak laki-laki itu lagi.
“oh, itu karna kamu orang yang spesial buat aku, kamukan sahabat aku dari kecil, jadi aku mau manggil kamu beda dari yang lain” jawab anak perempuan itu.
“oh, gitu, kalau kayak gitu aku juga mau manggil kamu beda dari yang lain ah…” kata anak laki-laki itu.
“emangnya kamu mau manggil aku apa?” Tanya anak perempuan itu penasaran.
“em…, gimana kalau aku manggil kamu Sarni aja, kan namanya manis” usul anak laki-laki itu.
“manis?, Kamu kira aku gula ya?” kata anak perempuan itu dengan tangan bersilang di depan dada.
Lalu mereka berdua ketawa ga’ jelas.
Tak lama kemudian tawa mereka pun mereda, saat mereka sudah berhenti tertawa, tiba-tiba anak laki-laki itu duduk dan memasukkan tangannya ke dalam saku kanan celananya. Lalu, disaat dia mengeluarkan tangannya dari saku, kulihat anak itu sedang menggenggam sebuah kotak kecil.
“em…, Sarni, aku punya kado khusus buat kamu” kata anak laki-laki itu.
“hah… kado?, buat aku?” Tanya anak perempuan, sangking terkejutnya, dia pun langsung duduk dari rebahannya.
“iya buat kamu, kemaren sebelum datang ke sini aku minta sama mamaku untuk di belikan kado buat kamu, waktu itu aku Sama mamaku jalan – jalan di mall, buat beli keperluan ke villa. Eh, tahu – tahunya ada sesuatu yang cocok buat kamu deh pokoknya. Ingat yah, kado ini harus kamu pake sampai kamu besar nanti, supaya kamu selalu ingat sama aku, kita kan ga’ tau, bisa aja nanti kita terpisah!” kata anak laki-laki itu sambil memberikan kotak kecil itu “nih, buat kamu !”.
“wah, apa tuh isinya?” Tanya anak perempuan itu.
“rahasia donk, buka aja kalau mau tau” kata anak laki-laki itu.
Anak perempuan itu pun menggerakkan tangannya untuk mengambil kotak kecil itu. Tapi, sebelum tangan anak perempuan itu mengambil kotak kecil. Tiba-tiba, kotak kecil itu terlepas dari tangan anak laki-laki itu, dan kotak kecil itu pun menggelinding cepat  menuju ke bawah, tanpa pikir panjang, anak laki-laki itu pun mengejar kotak itu menuruni gunung.
“Gandiiiiiii…., ga usah di kejaaaaarrrr, bahayaaaa. Dibawah situ ada jurang” teriak anak perempuan sambil berusaha mengejar anak laki-laki itu.
“ Gandi?, kayaknya aku tau deh, nama siapa ya?”kataku. “ oh iya, gandi kan juga ada dinamaku, namaku kan Muhammad gandi al-banjari. Tapi, kok namaku bisa sama ya, dengan nama anak laki-laki itu” kataku lagi.
                Setelah berkata seperti itu, akupun mencoba untuk mengejar mereka berdua. Tapi, kakiku tak bisa bergerak, karnaku binggung dengan apa yang telah terjadi sekarang ini. “ SIAL”kataku menyumpah.
‘Bruk’
                Tiba-tiba, anak laki-laki itu jatuh karna tersandung batu. Dan diapun terguling menuju kebawah jurang “ Arghhhh” geram anak laki-laki itu sejenak dalam keadaan terguling-guling.
“ GANDI!!!” Teriak anak perempuan itu sambil menunduk kebawah jurang. Anak perempuan itupun menangis, air matanya mengalir deras dikedua pipinya.
                 Aku menutup mataku, karna tidak tahan melihat semua kejadian itu. Aku menyalahkan diriku karna ku tak bisa menolong anak laki-laki itu. Tiba-tiba, tubuhku menjadi lemas dan kesadaranku tiba-tiba menghilang, dan akhirnya semua menjadi…
GELAP.
“gelap sih, gelap aja. Tapi, lampunya jangan dimatiin donk”
‘KLIK’ suara ketekan lampu dan ‘SING’ kamarku menjadi terang.
“ hehehehehe, maaf, maaf raf,itu agar susananya terlihat nyata” kataku, kepada adik laki-laki ku. Rafli.
“ Sampe situ aja kak mimpinya” Tanya Elma, adik perempuanku.
“iya” jawabku.
                Rafli dan elma lalu berdiri dan berjalan menuju pintu.
“ mau kemana?” tanyaku pada mereka
“ ya mau tidur lah, kak. Kan besok kita sekolah” kata Rafli menutup pintu kamarku.
“ ya juga yah, besok kan sekolah. Wah, aku cepat-cepat tidur nih” nge-batin
                Akupun merebahkan tubuhku, dan ‘KLIK’. Semuanya menjadi GELAP.
“ kak, lampunya jangan dimatiin donk” teriak rafli dan elma bersamaan
“ MATI LAMPUU DODOL !!!”.
***