Jam wekerku berbunyinyaring sekali, sehingga membuat aku terpaksa bangun dari tidurku yang nyenyak.
Aku mengusap kedua mataku agar penglihatanku menjadi jernih, lalu aku melihat ke arah jam weker yang berbunyi itu, ku amati jarum panjang dan jarum pendeknya, jarum yang panjang di jam weker itu menunjuk ke angka Enam dan jarum yang pendeknya menunjuk ke angka Lima, berarti sekarang masih jam Setengah Enam.
"Ah masih lama" pikirku.
Aku menggeliat sebentar lalu berguling-guling menuju ujung ranjang, di ujung ranjang aku duduk lalu menurunkan kedua kakiku, berdiri, dan berjalan menuju meja belajar untuk mematikan jam weker.
Baru berjalan beberapa langkah dari ranjang, Tiba-tiba...
'Bruk'
"Aduh"
aku berteriak kesakitan karena jatuh terpeleset.
"loh, kok mobil Hot Wheels ku ada di lantai sih?, perasaan tadi malam ada di lemari" kataku sambil mengusap bagian belakang ke palaku yang sakit gara-gara terbentur lantai.
Aku tidak mau mempermasalahkan nya lebih lanjut, karena mataku masih mengantuk, aku pun lalu mengambil mobil itu dan meletakkannya diantara koleksi mobilku yang lain di lemari.
Setelah meletakkan mobil itu, akupun lalu mengambil jamwekerku, ku atur alarm di jam itu agar berbunyi pada jam Enam pas.
"Nah, ini baru betul" kataku pada diriku sendiri.
Aku pun menuju ke ranjangku lagi dan...
'Hup'
Aku melompat ke ranjangku.
Badanku terpantul sedikit, lalu akupun menutup mataku untuk
siap-siap tidur lagi, tapi baru beberapa detik mataku terpejam, aku terpaksa
terbangun lagi karena ada seseorang yang mengetok pintu kamarku.
“Al, bangun. Sudah jam berapa ini, nanti telat loh ke
sekolah” kata seorang ibu-ibu dari luar kamarku, yang tak lain adalah mamaku.
Aku melirik jam wekerku, baru jam Lima Lewat Empat Puluh
menit, tumben mama bangunin aku jam segini, biasanya juga jam Enam pas.
“Kan baru jam Lima lewat Empat Puluh ma, masih Dua Puluh
menit lagi” jawab ku sekenanya.
“Aduh kamu ini, ini kan sudah jam Enam Lewat Sepuluh Al”
kata mamaku lagi.
Aku pun bangun, ku lihat kembali jam wekerku , tapi yang ku
lihat di jam itu memang jam Lima lewat Empat Puluh menit. Dengan malas aku pun
berjalan menuju kamar mandi, sebelum masuk ke kamar mandi, ku sempatkan melihat
jam di ruang tamu. Aku kaget, ternyata betul kata mamaku , sekarang sudah jam
Enam lewat Tiga Belas.
Aku pun bergegas masuk kamar mandi, keluar, masuk kamar,
keluar kamar, lalu aku menuruni tangga, menuju ke meja makan, ku lihat di meja
makan sudah ada kedua orang tua ku bersama Dua orang adikku.
“Al, Al. Kapan kamu mau berubahnya?, kamu kan sudah SMK,
kelas Tiga lagi, setahun lagi kan kamu kuliah. Kalau kelakuanmu gini-gini aja
gimana kamu bisa jadi orang yang sukses kaya papa”
papa mulai mengeluarkan omelannya seperti biasa, aku bisa
menduga kalau setelah ini pasti mama ku ikut-ikutan.
“Iya Al, papa mu betul, seharusnya kamu bisa berubah dong,
kelas Tiga SMK bukan anak kecil lagi loh”
Tuh kan, mama ku juga ikut-ikutan , baru aja di omongin, aku
sudah bisa membaca situasi setiap pagi di meja makan, pasti ada aja yang di
bahas, ujung-ujungnya pasti aku yang kena masalahnya. Huh.
Aku menarik nafas, mengeluarkannya, lalu berjalan menuju
meja makan. Ku tarik salah satu kursi yang ada di sebelah mama ku, dan duduk.
Aku mengambil roti dari tempatnya dan mengoleskannya dengan selai kesukaan ku,
yaitu selai coklat, dan mengunyah nya.
“Maaf ya ka” bisik El-ma ke telingaku.
“maaf kenapa El???” tanyaku bingung.
“Ya maaf, gara-gara aku kaka jadi di marahin papa sama mama”
jawab El-ma.
“ko’ bisa gara-gara kamu sih?, ini semua gara-gara jam di
kamar kaka rusak, coba jam nya ga’ rusak, pasti ga’ bakal gini kejadiannya,
kayanya harus beli jam baru deh” kataku memberi tahu ke pada El-ma penyebab aku
terlambat.
Bersambung...